Monday, May 14, 2012

MENGHARGAI MASAKAN IBU

                                            MENGHARGAI MASAKAN IBU                                     


                                   "Masakan ibu mempunyai roh yang tersendiri,
                                             itu kerana masakn ibu tidak cepat basi.''
                                                             Ustazah Norbahyah

" Makan keluar, yuk ! Di resto mana gitu... pusing habis ujian! " ucap Anya kepada kami berdua. Aku pun mengiyakan. Kami butuh refreshing setelah berjam-jam tadi berkutat dengan soal-soal ujian yang membuat kepala ini terasa berat. seperti biasa, Iffah menggeleng.
      " Ibumu sudah masak lagi?" tanya Anya
         Iffah mengangguk
       " Emang kamu enggak bosan, makan masakn ibu terus? " tanya Anya lagi
         Iffah diam tidak menjawab
       " Masakan ibumu anak banget, ya? Enakan mana sama masakn restoran?" Anya mencecar. Nisa hanya ketawa kecil.
       " Aku traktir, deh !" ujar Anya tidak sabar. Iffah teteap menggeleng. Aku sudah bisa menduga jawabannya.
       " Aku nggak tega..ibuku sudah masak," ucapnya singkat.
        Anya menghela napasnya tanda pasrah karena tak jua berhasil membujuk Iffah. Iffah memang plaing enggan kalau diajak makan di luar. Iffah hanya mau makan di luar kalau ibunya memberi tahu bahwa ibunya tidak memasak hari itu.

         Kalaupun pada akhirnya Iffah harus "mengalah" dan mengikuti teman-temannya untuk makan di luar, Iffah akan mencicipi makanan sedikit sahaja.Dia sengaja tidak membiarakan perutnya kenyang, karena ia kan menikmati masakan ibunya di rumah.

         Beberapa teman ada yang menggoda," anak mamah banget, sih, Fah.. Apa-apa pasti masakan mamah?"

        Pernah juga dalam satu kesempatan ia bercerita. " Suatu hari aku pernah memesan ikan di sebuah restoran karena aku sedang ingin makan di luar. tapi nyatanya, restoran yang enak itu jadi tidak berasa di lidahku. Bukan karena salah resep, Ki, tapi karena aku tidak tega,,, pada ibu yang udah niat banget masak untuk anak-anaknya. Hmmm.. ujung-ujungnya aku makan masakn ibuku lagi, deh,"
katanya sambil tersenyum riang.[]


CATATAN OSD




Banyak Cara Menghormati Orang Tua

Banyak cara menghormati orang tua . Ya, meski lewat hal yang kesannya sepele sekalipun. Ada seorang ibu yang hibinya SMS-an dengan anaknya, padahal anaknya memiliki kesibukan yang sanagt padat. Akan tetapi  , sesibuk apa pun ia selalu menyempatkan membalas SMS tersebut meskipun hanya sekadar mengirim icon smiley. Bberapa teman meledaki, SMS-an sama ibu? Sama pacar, dong.." Dia hanya tersenyum tak menghiraukan.Toh, ibunya tampak bahagia bisa berkomunikasi lewat pesan singkat itu.

      Ada juga orang tua yang dari dulu senang memotong rambut anaknya. Ketika anak kecil dan remaja, tiga bulan sekali sang ibu memotong rambut anaknya dengan model-model yang menurut ibunya paling bagus. saat sudah dewas, sang anak ingin sekali potong  rambut di salon dengan model tren saat itu. Namun ternyata, sang ibu tidak menyukainya.Dari itu ia sedar bahwa hati ibunya sedih hanya karena masalah salon. Beranjak dewasa, bahkan samapai si anak sudah berkeluarga, setiap pulang ke kampung halamannya, ia tak lupa untuk minta dipotong rambutnya oleh sang ibu. Ibunya pun merasa bangga akan hal tersebut.



     Lain lagi kisah seorang teman, yang bercerita bahwa ibunya merasa kehilangan ketika ia sudah bisa mendapatkan gaji dari kerjanyadan telah mandiri. saat itu, ibunya merasa kehilangan anaknya kerana tak ada lagi yang meminta uang kepadanya. Ketika sadar bahawa ibunya memiliki perasaan seperti itu, sejak saat itu ia tidak pernah menolak apa saja yang diberikanoleh ibunya,meski hal itu tidak terlalu dibutuhkan.

     Kasih ibu sepanjang masa memang benar adanya,dari urusan dapur sampai teras, sejak kita kecil hingga kita punya anak kecil lagi. Ibu tak pernah luntur dan tidak ada yang bisa menandinginya. Apa yang diceritakan Iffahmengingatkan aku tentang hal itu : BAHAWA AKU HARUS LEBIH PEKA AKAN KASIH SAYANG YANG IBU LIMPAHKANUNTUK HAL-HAK SEPELE SEKALIPUN.

    Aku teringat akn sesuatu shubuh,ketika tubuh ini sangat lelah sehabis pulang syuting,aku terlelap di tempat tidur.Aku harus memanfaatkan jam istirihat keran pagi hari sudah harus berangkat kuliah. Kettika sedabg nyenyak dalam tidur, tiba-tiba tepukan ibu mendarat di lenganku. spontan aku terbangun.tidurku terganggu. Seketika aku marah dan kesal dengan ibu yang menganggu istirehatku. Mendengar suaraku yang kesal, ibku termangu. Mungkin heran, ia memandang keningku dan telapak tangannya dengan bergantian. Tak sempat ibu menjelaskan, aku berbalik punggung dan tidur kembali.

    Namun ternyata, mataku tak bisa pejam lagi. bukan karena ibu yang telah mengangguku. tapi karena pikiranku terganggu dengan perasaan bersalah kepada ibu. Astaghfirullah.... aku segera bangun. Ibu sedang menunaikan shalat Shubuh. Begitu ibu selesai salam, aku langsung menghampirinya dan mencium punggung tanganya. "maafin Oki, ya, Nu.., tadi Oki marah-marah.." Ibuku hanya tersenyum dan mengelus keplaku lembut. " Ibu juga minta maaf, ya.. menepuk lengan Oki terlalu keras, sampai Oki terbangun, Ibu nggak tega..soalnya ada nyamuk di lengan Oki.." Ibu tersenyum, tanpa dendam sedikit pun. Rasanya aku ingin menangis saat itu juga.


   " Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, "Ah" Apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahawa aku akn dibangkitkan ( dari kubur), padahal beberapa umat sebelumku telah berlalu? lalu kedua orangtua itu memohon pertolongan kepada Allah (seraya berkata) " Celaka kamu, berimanlah! Sungguh, janji Allah itu benar." lalu dia ( anak itu) berkata, "Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.."
( QS Al Ahqaf [46] : 17 )


    Kasih ibu memang luar biasa, cinta ibu sehangat  mentari yang selalu menyapa pagi. Kadang aku suka bertanya pada diri ini, mungkinkah aku bisa seperti mereka? Yang rela bangun paling pagi sebelum yang lain terbangun, kemudian disibukkan dengan rutinas memasak, menyiapkan sarapan, lalu mengemong serta mendidik anak-anaknya seharian? Ditambah pekerjaan rumah tangga yang rasanya tak kkunjung usai.? Belum lagi jika sang anak nakal dan berbuat ulah. , kemudian tidur paling larut setelah yang lain tidur. Duuh... sunggguh berat tugas seorang ibu. Siapa yang meremehkan seorang ibu,  sungguh ia akan menyesal di kemudian harinya.

     Jika Iffah punya hobi makan di rumah sebagai cara menyenangkan hati ibunya, lalu temanku sebagai menyempatkan membalas SMS ibunya, bagaiman dengan kita? Apa yang sudah kita lakukan untuk terus menyenagkan hati ibu kita di rumah?
     

                                      Salah satu cara membuatkan hati ibu senang di dapur
 
 Semoga bisa menjadi renungan kita bersama.
    Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa orangtuaku.
    sayangilah mereka sebagimana mereka menyayangiku sejak kecil... []


petikan secebis pelangi drp:
karya Mbak Oki Setiana Dewi, Sejuta Pelangi

makasih Mbak Oki !!


2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

blog2 lain